Dan dia bergeming di tepi pantai itu ...
“Sudah berapa lama sebenarnya kau tidak menyapaku kawan? Apakah ada yang memberati hatimu itu? Pikiranmu... Atau apikah itu dan darikah aku? Pada dia yang tinggal setelah deburan ombak sisi lain pantai ini kubertanya, dan untukku adalah pembenaran ucapanmu. Ingin aku memberimu setangkai mawar ini. Semoga putihnya mampu menjernihkan kekeruhan yang menggayutimu....heheh..Berkunjung...Namun sudikah ombak yang perkasa itu menghantarkannya? Sekotak coklat..Kau mau? Cicipilah itu memang untukmu.. Dan tentang mawar putih itu,tak apa bila tak suka,buang saja.. Ku tak peduli. Itu punyamu..
Hmmm bicaralah.... Jawab aku... Begitu teganya kah kau membiarkanku tak tentu... Atau apikah itu dan darikah aku? “