Takkan mungkin tanah pekaranganku itu akan selalu kering. Seperti dunia yang selalu merubah arah wajahnya terhadap bimasakti. Gemintang di atas pun tak selalu ada untuk kau nikmati di setiap detik-detik malam. Sempurnanya purnama selalu bepergian, tak pernah kerasan ia menghiburmu sepanjang bulan. Meninggalkan kita dengan setengah-sabit-kegelapan. Siang ini gerahmerambah,mengetuk setiap lubang pori-poriku yang bagai pintu tak berdaun itu. Seperti siang-siang yang tlah lalu. Namun kurasa musim ini ada yang berbeda .....
Pohon mangga di pekarangan rumah sebelah menatap merah pada matahari yang telah mengambil bayangannya. Rumput-rumput kecil tiada berdaya, kepayahan menahan derita akibat pelindung hitamnya merayap pergi sudah seperti asalnya. Ayam-ayam pun tampak enggan berjalan-jalan kesana-kemari seperti biasanya.
0 comments:
Post a Comment