Wednesday, October 31, 2007

Waktu yang kembali

Pagi ini mendung sedikit menggantung. Gawe yang menggayutiku sejak semalam masih juga belum mau melepas pegangannya. Maka sedikit gerakan tangan yang terbimbing oleh lentiknya jari mulai bergerak menyelesaikannya. Perlahan kupastikannya terangkat dari bahuku. Hampir-hampir setelah itu seonggok jawa kan terhidangkan namun kemudian perubahan terjadi dan muncullah china. Yah, lumayan sih sebenarnya. Tak sering memang aku berkata jujur akan masaku, seperti juga pagi itu. Sepengetahuannya aku berangkat di bulan kita merdeka. Hehe.. namun kau dapat tebak tentu saja, TIDAK. Hehe..

Aku pergi bersama mentari, dengan persiapan yang telah ada sejak kemarin. Hal yang sama saja dengan keadaannya sebulan yang lalu. Namun yang kubawa agak berat juga, ditambah muatan yang menempel sejak kemarin. Kau tahu sesuatau yang menyebalkan tidak... Yaitu bila ada tiga maka kita punya tiga yang tiga di ketiga. Hehh... Kau tentu pernah merasakannya pula bukan. Tapi tak apalah hujan kan akhirnya turun juga nanti.

Benar, mendung tak lagi tahan menahan muatannya. Yang tercurah kemudian adalah hajat sejuta umat di bawah yang menghadapkan wajah ke atas dan berharap. Suatu kebaikan mungkinkah beranak suatu yang tak menyenangkan? Mengungkung orang-orang yang ingin pulang. Ajakan tadinya seperti cobaan, mengoyak kata yang dahulu tercucap. Kata lebih tajam daripedang namun katanya juga mata pensil lebih lagi bukan... Hanya saja ini belum diterakan... Warnanya masih terserah siapa saja yang membayangkannya.

 

© 2009semanis madu | by TNB