Thursday, May 31, 2007

25 Mei 2007

Dearest, Girl with Her Always Him..

Hai,hai,hai !! Bagaimana kabarmu di dalam sana? Apakah baik-baik saja? Hmm, hari ini kuingin bercerita tentang aku yang tak pernah bisa dikungkung rindu. Padahal ku ingin rindu-rinduan, merinduNya melebihi segalanya. Dengan rindu yang amat sangat, rasa rindu pembebasan. Tapi kau tahu ,Dear, rinduku belum cukup kuat sebagai pembebas. Takutku bahkan jauh lebih raksasa lagi. Memakan rindu dan mengungkungku. Namun Kau tahu kan ,Dear,…Aku tak mau bila terkungkung. Tubuhku tlah lelah bergerak-gerak membebaskan diri, hingga aku bersimpuh-simpuh pada kekuatan, kepada kebenaran. Tapi ini seperti membendung curahan air grojogan sewu, Kau tahu…

Sudah cukup tentangku.. ., Dear, sekarang coba ceritakanlah tentangmu. Apa saja. Lama kita tiada bersua bukan.

“Di bawah sini hanya ada air dan bayangan, tidak ada aku. Air telah melarutkanku, tinggal tubuhku sajalah yang masih bertahan melawan basah dan gelap. Bila air hendak melarutkanku aku bersembunyi dalam bayangan, dan bila gelap hendak menelanku maka air akan menyelamatkanku selama mungkin. Selama aku tidak membutuhkan udara”.

“Apa lagi yang mau kau dengar ! ..” Balasnya.

Senyumku padanya serupa udara yang kau hirup : )

Saturday, May 26, 2007

Harry dan Ginny dari kepalsuan lembah yang mematikan

Dahulu mereka pernah bertemu, malu-malu. Agak dulu kata-kata tak menyuarakan mereka. Kemudian kedekatan yang tiba-tiba terjadi entah kenapa. Kemarin mata air telah mendanau, ovalnya permukaan air mampu memantulkan bayanganmu. Hingga sesaudara bersepakat tuk menyusun rencana. Jangan kaget bila si cantik merelakan saudaranya, jangan kaget dulu dengan rencananya malah. Terlebih dahulu mereka menjebak lucifer agar menjebak ketakutan si kecil agar menjebak ketakutan si petir. Lucifer pun kemudian memutuskan untuk sedikit bergoyang. Dia yang sedari dulu malu-malu dan kemarin agak terlalu keterlaluan dan membuatnya malu, agak malu tuk mengatakan si kecil itu harusnya malu sekarang melihat dengan siapa ia menari. Di katakan di telah besar tapi ingin terlihat lebih muda dengan mengenakan baju anak-anak, baju yang agak kekecilan.

Tuesday, May 22, 2007

Ginny And Harry dari lembah kematian palsu

Dari teman datang undangan, dari sana langkah sampailah di halaman rumah. Dari sana kulihat mereka saling menjauh, takut pada kehormatan dan kasih sayang. Ketika kata cinta yang keluar adalah cacian maka yang dua itu menjauh.

Kemudian datang dua lagi, yang berambut panjang, merah. Yang satu saudara lelaki yang takut pada kasih sayang, dan satunya lagi "saudara" perempuan yang takut pada kehormatan. Dua itu juga tengah bersemi.

"Kurasa aku iri..." bisiknya lirih.

Berita tentang membaiknya nasib saudaranya yang berkata bahwa itu buruk, telah memaksa Dia untuk mengundang yang dua yang tengah bersemi itu. Untuk menerima tugas burung unta untuk memperbaiki kesalahan yang dulu ditutup-tutupi.

"Paling tidak tutupi lagi borok itu seperti dulu si Tua menutupinya !" Ketus si leher panjang.

Kata si tua tentu saja menjengkelkan Dia, kehormatan yang ditakutinya banyak dipelajari dari si tua itu.Ketika dua penakut itu kemudian berkumpul di satu rumah, rumah itu sedang meriah oleh persatuan yang dua, yang tua.(Puncak gairah, dari si merah yang paling tua).

---
Dan cerita pun berlanjut ....
Hot Spoiler : "He sleep with her that night"

Monday, May 21, 2007

I'm Hatake Kakashi

Naruto, animenya asyik juga. Pernah nonton di TV, tapi setelah yang itu tidak diakhiri begitu juga dengan masa-masa aku menikmati anime itu. Bagus ceritanya, kata My Friends, mereka pada suka mbaca mangganya and nonton anime dari download di tempatnya Condro (elektro only..).

Tadi aku sempat cari-cari apa gitu di internet. Trus, aku nemuin nih "Test Karakter Naruto" . Tertarik, maka kucoba. Hasilnya bisa dilihat di samping kiri blog ini di kolom Bagaimana menurutmu? . Well, I'm Hatake Kakashi, That's what they say...

So how dya think?

Wednesday, May 16, 2007

Bayangkan tentang sebuah Trophy

Tak pernah terbayang tentang sepeluk piala, juga tidak sekalung medali. Di ujung jalan sana hanya terlihat biasan cahaya matahari senja. Ujungnya pun malu-malu tuk menampakkan diri. Padahal kabut tiada turun-turun semenjak aku mulai berjalan. Gunung dua yang menjadi perspektif dari kecilku tampak belum mau beranjak dari singasananya yang kokoh. Yang dua itu menunjuk pada langit, pada sucinya kapas-kapas putih di atas sana. Kuharap yang dua itu untuk terus tinggal. Yang dua itu menunjuk pada langit, pada sucinya kapas-kapas putih di atas sana.

Dearest... Girl with Her always Him.

Berita ini terbawa oleh burung Zamzuri yang terbang mengungguli atmosfir bumi. Dan sampai padaku dari sekawan tanpa telunjuk dan ibu jari. Tentang trophy dan perpaduan benda dan cahaya. Bayangkan tentang sebuah trophy.

Mentari telah sepenggalah, kami mereka-reka cara. Menyusun rencana-rencana dengan segala kelicikan yang ada. Trophy yang menanti... ya, tentu saja menanti kami. Gumam beberapa dalam hati. Menurutmu bagaimana bila komputer bisa melihat dan mendengar lalu memberitahumu tentang apa yang dilihat dan didengarnya.

Matahari telah pulang, gantian jaga dengan sang rembulan. Dan segala kelicikan pun diakhiri. Sadar diri, tak kan menang. Hehehe

Saturday, May 5, 2007

Cerativyti

Mengalir suara Norah Jones, lagunya entah namun kuterbawa juga dalam alunan lembut yang tiada bersudut. Melantunkan kelelahan, sehingga dudukku menjadi tak nyaman. Kucoba google dan kudapat googoool dengan cacah o yang tak terhingga panjangnya. Kutemukan cetakan dan itu adalah yang termaktub dalam kertas koran. Ya, memang keterlambatan itu tiada berguna.

Friday, May 4, 2007

0404072100

Dearest Girl With Her Always Him
Malam sudah dan ketika Ia menaikkan selimutnya pun kekelaman munyelimutiku pelan-pelan. "Hai, Kita berjumpa lagi, bersama dalam satu selimut.", Sambutnya manis. Kudongak ke atas, melihat intan berlian yang dipakainya. "Kelelahanku malam ini.... Janganlah Kau tertawakan...", bisikku di telinga yang terhembus angin sepoi selalu. Kubayangkan malam ini agak berat, ketika ruangan yang kumasuki membatukanku, namun kutakmau sehingga kucari Si Tak Berbentuk yang mudah sekali dicari. Lalu kukembali dan kudapati ruangan telah menjadi medan perang, namun kutakmau lalu sekali lagi kutulis puisi..

"Hai!", katanya lagi. "Apakah kau tak mau menikmatiku, ini malam,...".Kutersenyum dan melihatnya dalam kelam. Selimut yang ditawarkannya tadi kian tinggi..."Ibuku,mamaku,dan yang diajarkannya bukan tentang lautan bisu,biru". Tapi Dia hanya terus saja menaikkan selimutnya, tinggi dan lebih tinggi lagi.(Percayalah kawan ketika ini berbunyi, maka genderang belum berhenti bertalu!!! menyebalkan).

"Hai!", Kataku. "Baiklah wahai kau yang selalu berhiaskan berlian mungkin malam ini Ku akan nikmatimu saja". Ehhhfff....
 

© 2009semanis madu | by TNB