Saturday, March 1, 2008

Topeng Kukumu



Akulah yang memperdengarkan kicauan rubah padanya. Bertumpu pada batas samudra kepercayaan diri. Hingga kuputuskan untuk mengenakan topeng sebagai perwujudan asli. Didengarnya itu bagai siulan perkutut. Kurasa begitu angin yang kembali begitu menyejukkan hati. Begitupun apa-apa yang kunyannyikan kemudian. Warna angin selalu tersembunyi dibalik sejuk semilirnya. Hingga orang buta sajalah yang mampu merasakan fluktuasi hembusannya. Merasai adalah menghargai.

Tak pelak jika orang-orang mengira bahwa dirinya berbeda, dan hidup sendiri mengakui keunikannya. Cerita yang berbeda keluar saat kau coba bertanya mengenai kehidupan yang dijalaninya. Hitam,putih, kelabu. Selalu saja ada yang kelabu. Warna tentu lebih beragam lagi, sehingga bagaimanapun kau coba menemukan kepingan terakhir sebuah warna, selalu saja ada yang kelabu. Maka nihillah alasan untuk berseragam yang dikernakan menakuti ketersediaan ragam.

Orang yang keren adalah yang selalu bersikap dingin dan benar perkataannya. Haha kau percaya kah itu....?

Individu adalah ragam yang akan memperkaya warna dunia dengan menyadari kesendirian diri.
 

© 2009semanis madu | by TNB