Wednesday, May 16, 2007

Bayangkan tentang sebuah Trophy

Tak pernah terbayang tentang sepeluk piala, juga tidak sekalung medali. Di ujung jalan sana hanya terlihat biasan cahaya matahari senja. Ujungnya pun malu-malu tuk menampakkan diri. Padahal kabut tiada turun-turun semenjak aku mulai berjalan. Gunung dua yang menjadi perspektif dari kecilku tampak belum mau beranjak dari singasananya yang kokoh. Yang dua itu menunjuk pada langit, pada sucinya kapas-kapas putih di atas sana. Kuharap yang dua itu untuk terus tinggal. Yang dua itu menunjuk pada langit, pada sucinya kapas-kapas putih di atas sana.

Dearest... Girl with Her always Him.

Berita ini terbawa oleh burung Zamzuri yang terbang mengungguli atmosfir bumi. Dan sampai padaku dari sekawan tanpa telunjuk dan ibu jari. Tentang trophy dan perpaduan benda dan cahaya. Bayangkan tentang sebuah trophy.

Mentari telah sepenggalah, kami mereka-reka cara. Menyusun rencana-rencana dengan segala kelicikan yang ada. Trophy yang menanti... ya, tentu saja menanti kami. Gumam beberapa dalam hati. Menurutmu bagaimana bila komputer bisa melihat dan mendengar lalu memberitahumu tentang apa yang dilihat dan didengarnya.

Matahari telah pulang, gantian jaga dengan sang rembulan. Dan segala kelicikan pun diakhiri. Sadar diri, tak kan menang. Hehehe

0 comments:

 

© 2009semanis madu | by TNB