Thursday, April 3, 2008

Burst into tear

Kuncup mawar kecil yang selalu mendongak pada sapaan mentari. Membalas teriknya dengan sorotan mata polos. Pada angin ia turut bergoyang, bersama kupu-kupu yang tertarik oleh cerahnya tarian. Kumbang-kumbang datang menyapa kadang-kadang untuk menanyakan sedikit kabar nektar. Di jawabnya selalu dengan senyum dia benar-benar kekanakan, dan sunggingan damai terukir kemudian pada wajah kumbang yang terbang pergi menjauh. Mereka membawa rindu. Pada hujan ia bersyukur, bahkan kepada badai. Bermandikan kuyup adalah hadiah yang disukainya. Tarian hujan ,bahkan kepada badai. Dia adalah kuncup mawar merah yang menari dalam badai seribu petir. Manis sungguh manis.


Merah..dialah... arang... hitamlah...terbakar api...sakitlah..




Pohon itu terbakar api menjadikannya arang dan hitamlah semak-semak serta perdu disekelilingnya, hari itu. Merah...dialah...merah..sungguh..merah... Arang pun mengitari matahari dan matahati. Let it out my friend... let it out... Seperti langit yang kausyukuri kerna menitikkan berjuta hujan... my friend let it out...its black day... let it out my friend..

0 comments:

 

© 2009semanis madu | by TNB